Tuesday, March 31, 2020

11 Pasien Positif Virus Corona di Jakarta Barat Sembuh

11 Pasien Positif Virus Corona di Jakarta Barat Sembuh
Sebanyak 144 orang di Jakarta Barat positif virus corona.
Red: Nur Aini
    00 0
The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando
(Ilustrasi) Petugas Kesehatan di Rumah Sakit merawat pasien yang diduga terpapar virus corona.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 11 pasien positif terinfeksi virus corona atau  Covid-19 di Jakarta Barat dinyatakan sembuh. Hal itu berdasarkan data kesehatan wilayah tersebut yang terakhir tercatat pada Senin (30/3).

Baca Juga:

Jokowi: Darurat Sipil Kalau Kondisi Abnormal
Pekan Ini Pemerintah Putuskan Soal Karantina Wilayah
Penyemprotan Disinfektan Fasum di Kabupaten Semarang
"Data hingga Senin (30/3) kemarin ada 11 pasien warga Jakarta Barat yang berhasil sembuh. Semoga angkanya terus bertambah," kata Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi di Jakarta, Selasa (31/3).

Hal tersebut menunjukkan pertambahan jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh, setelah sebelumnya tercatat sembilan pasien yang mengalami kesembuhan. Sementara itu, jumlah total warga Jakarta Barat yang positif corona pada Senin (30/3) masih stagnan dibandingkan dua hari sebelumnya, yakni berjumlah 144 orang.

Kemudian, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Jakarta Barat sebanyak 325 orang, dan 326 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Untuk jumlah pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Jakarta Barat mencapai sepuluh orang.

Rustam kembali mengimbau warganya untuk lebih berhati-hati dan waspada menjaga kesehatan.

"Untuk sekian kalinya saya mohon dengan sangat kepada masyarakat (khususnya) masyarakat Jakarta Barat untuk tak keluar rumah bila tidak perlu sekali, melakukan jaga jarak, berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi serta menyemprotkan disinfektan secara rutin," ujar Rustam.

Rustam menerangkan, jika ada tanda-tanda terinfeksi seperti suhu badan tinggi, batuk, sesak nafas, tenggorokan sakit, dan lemas agar segera hubungi layanan sambungan cepat Gugus Tugas Covid 19 Jakarta Barat berikut:

dr. Dian 081617006662

dr. Dika 085725009305

Berita Terkait
Pesan Ronaldo Soal Perang Melawan Corona
Penyemprotan Disinfektan Fasum di Kabupaten Semarang
Berlakukan PSBB, Jokowi: Tiap Negara Punya Ciri Khas Sendiri
Kisah Orang Brasil Naik Haji
Arab Saudi Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Pasein Covid-19
Merebut Kue Industri Makanan Halal Global
dr. Santayana 081398323130

"Selanjutnya ikuti terus perkembangan informasi seruan dan instruksi resmi dari pemerintah semoga wabah corona ini segera mereda dan berakhir," ujar Rustam.

Sumber: https://m.republika.co.id/berita/q81whg382/11-pasien-positif-virus-corona-di-jakarta-barat-sembuh

Dua Pasien Covid-19 di Bali Sudah Sembuh

Dua Pasien Covid-19 di Bali Sudah Sembuh
Dua orang pasien Covid-19 di Bali dinyatakan sembuh setelah melalui perawatan medis oleh tim kesehatan, tetapi tidak disebutkan identitasnya.
5
 Luh Putu Sugiari - Bisnis.com
31 Maret 2020 - 10:18 WIB

Sel virus corona - istimewa
A+ A-
Bisnis.com, DENPASAR— Dua orang pasien Covid-19 di Bali dinyatakan sembuh setelah melalui perawatan medis oleh tim kesehatan, tetapi tidak disebutkan identitasnya.



Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra tidak menyebutkan apakah kedua pasien tersebut merupakan warga negara Indonesia atau warga negara asing. Hanya ditegaskan bahwa keduanya kini sedang dalam persiapan untuk pulang kembali ke rumahnya.



"Mereka sudah dilakukan 2 kali test, dan hasilnya negatif, saat ini sedang persiapan untuk pulang," katanya, Senin (30/3/2020).



Dia mengatakan saat ini total pasien positif Covid-19 atau virus Corona di Bali sebanyak 19 orang atau mengalami penambahan sejumlah 9 orang, yakni 1 orang WNA dan 8 orang WNI.  Dari total yang terinfeksi tersebut, sebanyak 3 pasien mendapatkan virus akibat adanya transmisi lokal, yakni pernah berinteksi dengan kasus positif sebelumnya. Adapun 5 orang lainnya karena datang dari luar negeri.



"Dengan adanya transmisi lokal ini, yang merupakan orang Bali asli, maka Satgas Covid-19 sedang menyiapkan peta persebaran khusus di Bali," ungkapnya.



Dalam menyikapi wabah covid-19 ini, Satgas tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat Bali, untuk tetap waspada bahkan meningkatkan kewaspadaanya karena penyebaran covid-19 menunjukan tren peningkatan di tingkat nasional.



"Covid-19 bukan sesuatu yang ditanggapi dengan remeh, tetapi harus dengan kewaspadaan yang tinggi," tegas Dewa Indra.



Meski sudah ada yang sembuh dari Covid-19, Dia kembali menegaskan kepada masyarakat untuk terus mengikuti ajakan dan himbauan pemerintah untuk menjaga jarak satu dengan lainnya, untuk mengurangi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas-aktivitas di luar rumah.

Sumber: https://m.bisnis.com/bali/read/20200331/537/1220129/dua-pasien-covid-19-di-bali-sudah-sembuh

MPR Desak Jokowi Keluarkan Kebijakan Penanggulangan Corona Secara Terbuka

MPR Desak Jokowi Keluarkan Kebijakan Penanggulangan Corona Secara Terbuka
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan meminta Presiden Jokowi menjelaskan secara terbuka kebijakan yang diambil untuk mengatasi Virus Corona. Menurutnya kebijakan tersebut diperlukan untuk menyelamatkan masyarakat dari serangan pandemi ini.
 Rayful Mudassir - Bisnis.com
31 Maret 2020 - 13:01 WIB

Syarief Hasan Foto:Antara
A+ A-
Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan meminta Presiden Jokowi menjelaskan secara terbuka kebijakan yang diambil untuk mengatasi Virus Corona. Menurutnya kebijakan tersebut diperlukan untuk menyelamatkan masyarakat dari serangan pandemi ini.

Pemerintah diminta tidak menunda untuk mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi penyebaran Corona. Pasalnya menurut dia jumlah korban terus meningkat selama 30 hari terakhir.

“Jangan biarkan rakyat gelisah dan tidak tentram, jangan keliru mengambil kebijakan, jangan biarkan rakyat berspekulasi, utamakan kepentingan rakyat,” katanya di Jakarta, Selasa (31/3/2020).

Adapun hingga Senin (30/3/2020) pukul 12 siang, tercacat sebanyak 75 pasien dinyatakan sembuh dari Covid-19, 122 meninggal dunia dan pasien positif bertambah menjadi 1.414 kasus.

"Ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 129 kasus baru. Sehingga total menjadi 1.414 positif. Penularan di luar masih terjadi, kasus positif masih bertambah, saya mengingatkan kembali untuk jaga jarak," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Dari angka tersebut, pasien sembuh bertambah 11 orang, sementara pasien meninggal bertambah 8 kasus dibandingkan dengan satu hari sebelumnya. Adapun pada Minggu (29/3/2020), tercatat 1.285 kasus positif COVID-19, 114 orang meninggal dan 64 orang sembuh.

Sementara itu, Syarief Hasan meminta pemerintah melakukan satu koordinasi kebijakan dengan daerah. Langkah ini menurutnya lebih efektif mengatasi penyebaran Corona.

Sumber: https://m.bisnis.com/kabar24/read/20200331/15/1220216/mpr-desak-jokowi-keluarkan-kebijakan-penanggulangan-corona-secara-terbuka

UN 2020 Dihapus karena Pandemi Covid-19

UN 2020 Dihapus karena Pandemi Covid-19, Warganet: Diganti Ujian Hidup

Oleh Yulia Lisnawati pada 24 Mar 2020, 16:00 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional atau UN 2020, untuk seluruh jenjang Pendidikan dari tingkat dasar, hingga menengah atas.
Keputusan tersebut sebagai bagian dari sistem respons pandemi Covid-19, yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respons Covid-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial dan dunia usaha.
"Peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing (pembatasan sosial) untuk memotong rantai penyebaran Virus Corona SARS 2 atau Covid-19," kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman kepada wartawan, Selasa (24/3/2020).
Mendikbud Nadiem Makarim pun menanggapi keputusan untuk menghapus UN 2020. Menurutnya keputusan tersebut demi melindungi keamanan dan kesehatan para siswa.
"Prinsip dasar Kemendikbud adalah keamanan dan kesehatan siswa-siswi kita dan keamanan keluarga siswa-siswi itu kalau melakukan UN di dalam tempat-tempat pengujian bisa menimbulkan risiko kesehatan," kata Mendikbud Nadiem melalui video kompres, Selasa (23/3/2020).


2 dari 3 halaman

Respons Warganet

Keputusan Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem menghapus Ujian Nasional 2020, pun membuat publik, khususnya para pengguna jejaring sosial terkejut.
Pantauan tim Citizen6-Liputan6.com, di lini masa Twitter, banyak warganet menanggapi keputusan itu dengan berbagai respons. Banyak yang merasa senang dan sedih. Namun, ada pula warganet yang menanggapinya dengan guyonan.
Berikut beberapa respons warganet menanggapi Ujian Nasional 2020 dihapus karena pandemi Covid-19.
"Ujian nasional diganti ujian hidup," komentar akun @___icaalndr.
"Gara gara Covid 19, Ujian Nasional SD, SMP, SMA dibatalkan. Terus kemarin yang minta putus dengan alesan; "aku mau fokus UN dulu." gimana ya? Bakal balikan ngga?" kata akun @plesbol_.
"Ujian nasional ditiadakan tp ujian hidup tetap menerjang," tulis akun @creamylatae.
"Berarti ujian nasional terakhir pas smp dong itupun make keetas wkwkwwk sedih gapernah unbk," sahut akun @ddalkiugyu

Sumber: https://m.liputan6.com/citizen6/read/4210129/un-2020-dihapus-karena-pandemi-covid-19-warganet-diganti-ujian-hidup

Setelah Gejala Sembuh, Pasien COVID-19 Masih Bisa Menyebarkan Virus

Studi : Setelah Gejala Sembuh, Pasien COVID-19 Masih Bisa Menyebarkan Virus
Beberapa orang yang terinfeksi virus Corona (COVID-19) masih berpotensi menyebarkan virus hingga delapan hari setelah gejala hilang.

Dythia Novianty | Lintang Siltya Utami
Selasa, 31 Maret 2020 | 14:00 WIB

Pandemi Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Suara.com - Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine  menyatakan bahwa beberapa orang yang terinfeksi virus Corona (COVID-19) masih berpotensi menyebarkan virus hingga delapan hari setelah gejala hilang.

Para ilmuwan dari China mengambil swab tenggorokan secara teratur dari 16 pasien yang terinfeksi COVID-19, yang dirawat dan dipulangkan di sebuah rumah sakit di Beijing antara 28 Januari dan 9 Februari 2020.

Para ahli menemukan bahwa timbulnya gejala atau masa inkubasi adalah lima hari di antara 15 pasien, kecuali satu pasien dengan durasi rata-rata gejala delapan hari. Rata-rata pasien tampak "melepaskan" virus kembali selama 2,5 hari setelah gejala hilang, meskipun ini berkisar antara satu hingga delapan hari.

Pelepasan virus ini menunjukkan bahwa pasien masih bisa menularkan virus, sampai taraf tertentu, dari satu hingga delapan hari setelah mereka mulai merasa baik. Meskipun masih belum ada kejelasan seberapa menular pasien ini selama periode pemulihan, para ahli menyebut risiko tertular tetap ada.

"Temuan paling signifikan dari penelitian kami adalah bahwa setengah dari pasien terus melepaskan virus bahkan setelah gejala hilang. Infeksi yang lebih parah mungkin memiliki waktu pelepasan virus yang lebih lama," ucap Dr Lokesh Sharma dari Yale School of Medicine, seperti dikutip laman IFL Science.

Semua pasien memiliki gejala yang relatif ringan, sehingga tidak jelas apakah temuan ini berlaku untuk orang yang mengalami gejala yang lebih parah atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu.


Meski begitu, penemuan ini menegaskan bahwa orang yang pulih dari COVID-19 harus tetap melakukan isolasi diri bahkan setelah gejala membaik.



Penanganan pasien virus corona. (Antara)
"Pasien COVID-19 masih dapat menularkan virus bahkan setelah pemulihan simptomatiknya, jadi obati pasien asimptomatik atau pasien yang baru pulih dengan hati-hati seperti pasien simptomatik," tambah Sharma.

Saran mengisolasi diri tersebut juga sering diimbau oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyarankan orang dengan gejala COVID-19 harus mengkarantina diri sendiri selama 14 hari setelah gejala pertama muncul.

Beberapa orang mungkin berpikir durasi dua minggu adalah waktu berlebihan untuk isolasi diri, tetapi lamanya waktu itu penting untuk memastikan virus tidak lagi menginfeksi siapa pun di dalam rumah. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian baru ini, satu orang dapat tetap terinfeksi COVID-19 bahkan seminggu setelah gejala mereka hilang.

Sumber: https://www.suara.com/tekno/2020/03/31/140000/studi-setelah-gejala-sembuh-pasien-covid-19-masih-bisa-menyebarkan-virus

Kabar Duka, 12.298 Petugas Kesehatan Positif Corona.

Kabar Duka, 12.298 Petugas Kesehatan Positif Corona
Senin, 30 Maret 2020 – 23:29 WIB

Ilustrasi wabah corona. Foto: diambil dari Marca
   
jpnn.com, MADRID - Wakil kepala darurat kesehatan di Spanyo mengonfirmasi, sebanyak 12.298 petugas kesehatan di Negeri Matador itu positif tertulari virus corona.

Angka itu setara dengan sekitar 14 persen dari 85.195 kasus COVID-19 di negara tersebut, kurang lebih jumlah yang sama seperti pekan lalu.

Jumlah kematian global akibat COVID-19 naik menjadi 30.105 hingga pukul 18:00 Waktu Eropa Tengah pada Minggu (29/3), menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga:
Ratusan Orang Bertahan di Masjid Kebon Jeruk, Enggan Pindah ke RS Darurat Corona
Sebanyak 638.146 kasus COVID-19 dilaporkan secara global, dengan 555.790 kasus di antaranya berada di luar Tiongkok. Amerika Serikat melaporkan 103.321 kasus infeksi, menurut sistem informasi WHO.

Selain itu, negara-negara yang terdampak paling parah virus corona dengan masing-masing lebih dari 50.000 kasus terkonfirmasi seperti Italia, Spanyol dan Jerman, mencatat hampir 220.000 total infeksi hingga Minggu sore.

Di Eropa, episentrum pandemi COVID-19 dunia, 20.000 orang lebih meninggal, dengan 2.753 kematian dilaporkan dalam 24 jam terakhir hingga Minggu pagi, menurut laporan kondisi harian WHO.

Baca Juga:
Bu Ade Yasin Tak Rela Warga Jakarta Sembunyi di Puncak saat Wabah Corona
Corona Rambah Israel, Perdana Menteri Diisolasi
Berdasarkan laporan, jumlah kasus baru terkonfirmasi dalam 24 jam terakhir di Eropa tercatat di atas 36.000 selama tiga hari berturut-turut. (reuters/antara/jpnn)

Sumber: https://m.jpnn.com/news/kabar-duka-12298-petugas-kesehatan-positif-corona

Aktivis HAM Kritik Rencana Jokowi Terapkan Darurat Sipil.

Aktivis HAM Kritik Rencana Jokowi Terapkan Darurat Sipil
Selasa, 31 Maret 2020 – 15:12 WIB

Ilustrasi Corona Covid-19. Foto: pixabay
   
jpnn.com, JAKARTA - Aktivis HAM Natalius Pigae menilai kebijakan Presiden Joko Widodo menetapkan Darurat Sipil dalam menghadapi virus Corona membuktikan kepala negara tidak memahami siapa lawannya. Pigae mengingatkan bahwa virus Corona bukan lawan fisik, melainkan nonfisik.

"Kita harus pahami bahwa virus Corona harus dihadapi bukan dengan cara perang konvensional, tetapi perang melawan kuman. Ancamannya bukan militer dan nyata, tetapi ancaman kuman yang tidak terlihat. Dua cara perang yang berbeda," kata Pigae dalam keterangan yang diterima JPNN.com, Selasa (31/3).

Oleh karena itu, Pigae menyarankan pemerintah harus menyiapkan sistem layanan kesehatan khusus untuk mengobati virus Corona secara memadai sampai di polosok.

Baca Juga:
Cegah Penyebaran Corona, Pemerintah Bentuk Relawan Desa Tanggap Covid-19
Pigae juga mengingatkan pemerintah tidak melibatkan banyak profesi lain dalam penanganan virus Corona ini. Pigae meminta perintah menyiapkan tenaga profesional dan perawat secara masif.

"Integrasikan layanan kesehatan tersebut dengan layanan kesehatan atau instalasi kesehatan militer," kata dia.

Selain itu, lanjut Pigae, pemerintah bisa mengajak universitas dan lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi dan obat antikuman. Terakhir, negara harus menyiapkan anggaran yang cukup untuk menghadapi ancaman virus Corona.

Baca Juga:
Ini Tugas-tugas Relawan Desa Mencegah Penularan Corona
Pigae menerangkan, pemerintah menerapkan Darurat Sipil sama dengan kudeta negara pada kebebasan sipil. Pigae menilai pemerintah bakal semakin otoritas dan beringas kepada rakyat, dan itu akan menentang kehendak umum tentang demokrasi, HAM dan keadilan.

"Saya tolak Darurat Sipil karena justru menyebabkan kematian tidak terkontrol pada rakyat yang terancam dari kuman, ekonomi, namun tidak berani berekspresi tentang kondisi orang-orang lemah di Indonesia. Apa pun alasannya, kami tegas menolak Darurat Sipil di Indonesia," kata mantan Komisioner Komnas HAM itu. (tan/jpnn)

Sumber : https://m.jpnn.com/news/aktivis-ham-kritik-rencana-jokowi-terapkan-darurat-sipil

Cegah Corona, Pemerintah Akan Larang Kunjungan dan Transit WNA.

Cegah Corona, Pemerintah Akan Larang Kunjungan dan Transit WNA
Reporter: Friski Riana
Editor: Endri Kurniawati
Selasa, 31 Maret 2020 12:41 WIB

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers terkait larangan masuk sementara bagi warga negara asing ke Indonesia di Kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Kamis 5 Maret 2020. Pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan masuk sementara ke Indonesia bagi warga negara asing dari sejumlah wilayah di Iran, Korea Selatan dan Italia terkait menyebarnya virus corona di tiga negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kunjungan dan transit warga negara asing ke Indonesia akan dihentikan untuk sementara, demi mencegah penularan virus Corona dari luar negeri. “Telah diputuskan bahwa semua kunjungan dan transit WNA ke wilayah Indonesia untuk sementara akan dihentikan,” kata Retno dalam konferensi pers, Selasa, 31 Maret 2020.


Larangan masuk ini dikecualikan bagi pemegang Kartu Ijin Tinggal Terbatas/Tetap (Kitas/Kitap), izin tinggal diplomatik, dan izin tinggal dinas. Meski dikecualikan, mereka tetap harus memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dan berlaku. “Jadi ada pengecualian, tapi secara umum semua kunjungan dan transit WNA ke Indonesia sementara akan dihentikan.”

Kebijakan larangan masuk bagi WNA ini akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM. Retno menyampaikan, kebijakan tersebut kemungkinan akan keluar hari ini. Aturan tersebut nantinya akan memuat kapan dimulainya larangan masuk dan batas waktu pemberlakuannya. “Tapi berlaku secepat mungkin.”

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menerangkan bahwa sejumlah negara yang sudah mampu mendatarkan kurva penyebaran Covid-19 kini menghadapi tantangan baru. Sejumlah negara, seperti Cina, Korea Selatan, dan Singapura kini menghadapi kasus Corona yang dibawa dari luar negeri.

ADVERTISEMENT


Jokowi menilai, mobilitas antarnegara berisiko membawa kasus Corona yang dibawa dari luar negeri. Sehingga, Presiden meminta agar kebijakan yang mengatur perlintasan warga asing ke Indonesia dievaluasi secara reguler dan berkala, untuk mengantisipasi pergerakan Covid-19.

Sumber : https://nasional.tempo.co/read/1326019/cegah-corona-pemerintah-akan-larang-kunjungan-dan-transit-wna/full?view=ok

2 Kebijakan Anies Baswedan Soal Corona yang Ditunda Pusat.

2 Kebijakan Anies Baswedan Soal Corona yang Ditunda Pusat
Reporter: Adam Prireza
Editor: Juli Hantoro
Selasa, 31 Maret 2020 13:38 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyampaikan update kasus Covid 19 di Balai Kota Jakarta Pusat, Senin 30 Maret 2020. Dok Humas Pemprov DKI

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa kali membuat kebijakan untuk mengatasi pandemi virus corona atau Covid 19 yang melanda Ibu kota. Tapi beberapa kebijakan Anies dibatalkan oleh Pemerintah Pusat.


Jumlah pasien terpapar virus corona atau Covid 19 di Jakarta terus bertambah. Berdasarkan data resmi corona.jakarta.go.id, hingga pagi ini 31 Maret 2020 tercatat pasien positif 741.

Angka tersebut naik dari hari sebelumnya dengan jumlah orang kasus positif 720 orang. Hingga saat ini korban meninggal di Jakarta juga bertambah dari 67 menjadi 84 orang. Sedangkan pasien yang sembuh hingga hari ini tercatat 49 orang.

Pembatasan Transportasi


Saat pandemi virus corona mulai merebak, Anies Baswedan memutuskan untuk mengurangi jumlah operasional transportasi publik miliknya seperti MRT, LRT, dan Transjakarta pada 15 Maret 2020.

Misalnya, jadwal keberangkatan kereta MRT yang mulanya setiap 5-10 menit akan diubah menjadi setiap 20 menit. MRT yang biasanya beroperasi dengan 16 rangkaian kereta setiap harinya akan dipotong menjadi 4 rangkaian saja dengan jam operasi 06.00-18.00 WIB. Selanjutnya, untuk LRT, Pemprov memotong waktu keberangkatan tiap kereta dari semula setiap 10 menit menjadi 30 menit. Waktu operasinya yang semula dari jam 05:30 sampai dengan jam 23:00 diubah menjadi jam 06:00 sampai jam 18:00 WIB.

Pemangkasan secara ekstrem juga dilakukan kepada jumlah rute Transjakarta. Perusahaan itu diinstruksikan hanya melayani 13 rute perjalanan dari mulanya 248 rute. "Hanya 13 rute transjakarta yang akan beroperasi dan keberangkatannya hanya setiap 20 menit. Jam operasi Transjakarta yang semula 24 jam, diubah menjadi jam 06:00 pagi sampai dengan jam 18:00 sore," tutur Anies.

Pada saat pelaksanaan terdapat penumpukan penumpang. Masih banyak warga Ibu Kota yang hendak naik transportasi publik, tapi karena jam operasi dipangkas mereka justru menumpuk di depan halte atau stasun.

Menanggapi itu, Presiden Joko Widodo, sehari setelahnya, merespons kebijakan itu secara tidak langsung. Ia meminta Pemerintah Pusat dan Daerah harus memastikan ketersediaan transportasi umum bagi masyarakat.

Selain itu, Jokowi juga meminta kebijakan pemerintah pusat dan daerah terkait virus Corona dikaji mendalam agar tidak memperburuk keadaan."Transportasi publik harus tetap dijalankan oleh Pemerintah Pusat dan daerah dengan memperhatikan kebersihan baik itu kereta api, bus kota, MRT, LRT, bus trans," kata Jokowi di Istana Bogor pada Senin, 16 Maret 2020.

Anies Baswedan lantas pada 17 Maret 2020 mengembalikan kebijakan transportasi publik seperti semula, namun tetap membatasi jumlah penumpang yang diangkut baik oleh Transjakarta, MRT, maupun LRT. Menurut Anies, pembatasan jumlah penumpang di dalam bus maupun rangkaian kereta bukan soal masalah menjalankan aturan. Tujuan pembatasan penumpang yang berjubel di dalam angkutan umum adalah untuk mencegah potensi penularan Covid-19.

Operasional Bus AKAP

Kebijakan selanjutnya yang ditunda oleh Pemerintah Pusat adalah soal penghentian operasional bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP), serta bus pariwisata dari dan ke Jakarta.

Penutupan akses, kata Anies, diperlukan karena Jakarta saat ini sudah menjadi epicenter atau pusat penyebaran virus Corona. "Salah satu poin utamanya adalah Jakarta epicenter," ujarnya saat konferensi pers daring di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 30 Maret 2020.

ADVERTISEMENT

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menerbitkan surat penghentian layanan bus bernomor 1588/-1.819.611 yang ditandatangani Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo dan diterbitkan pada 30 Maret 2020, mengamanatkan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP) dan bus pariwisata guna mencegah penyebaran wabah virus corona (COVID-19).

Surat tersebut ditujukan kepada Ketua DPD Organda DKI Provinsi DKI Jakarta, pimpinan perusahaan angkutan umum AKAP, pimpinan perusahaan angkutan umum AJAP dan pimpinan perusahaan angkutan umum bus pariwisata untuk menindaklanjuti Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 A Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah.

Sejatinya penghentian operasional bus dari dan ke Jakarta direncanakan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan berlaku pada Senin pukul 18.00 WIB.

Namun kebijakan itu dibatalkan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Plt. Menteri Perhubungan. Luhut memutuskan untuk menunda rencana tersebut hingga muncul kajian dampak ekonomi.

"Sesuai arahan dari Menko Maritim dan Investasi selaku Plt Menhub (Luhut Binsar Pandjaitan) pelarangan operasional itu ditunda dulu pelaksanaannya, sambil menunggu kajian dampak ekonomi secara keseluruhan. Seperti yang menjadi arahan Presiden (Joko Widodo) di ratas (rapat terbatas) pagi tadi," kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, saat dihubungi, Senin, 30 Maret 2020.

Sumber : https://metro.tempo.co/read/1326054/2-kebijakan-anies-baswedan-soal-corona-yang-ditunda-pusat/full?view=ok

Monday, March 30, 2020

Virus Corona adalah

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.



Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome  (SARS).

Gejala Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
Batuk
Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.

Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.

Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.

Alodokter juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini.



Penyebab Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Diagnosis Virus Corona
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:

Uji sampel darah
Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Pengobatan Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:

Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjuk
Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh
Komplikasi Virus Corona
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius berikut ini:

Pneumonia
Infeksi sekunder pada organ lain
Gagal ginjal
Acute cardiac injury
Acute respiratory distress syndrome
Kematian
Pencegahan Virus Corona
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).
Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci tangan setelahnya.
Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Apabila Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang gejala, pencegahan, dan fakta tentang virus Corona, silakan download  aplikasi Alodokter di Google Play atau App Store. Melalui aplikasi Alodokter, Anda juga bisa chat langsung dengan dokter dan membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit.


  • Sumber : https://www.alodokter.com/virus-corona